KATA PENGANTAR
Memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas
berkah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Hakekat
dan Teori Tentang Manusia, beserta Komponennya dengan harapan kita sebagai
manusia dapat mengetahui, serta memahami potensi-potensi manusia dan juga bagaimana sosok manusia itu menurut
para ahli dan para pakar . Dan juga saya tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada pihak yan telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kritik maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada pembaca untuk
lebih menyempurnakan makalah ini semoga ada manfaatnya.. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu cara memahami hakekat manusia adalah dengan pendekatan yang
lebih mengarah kepada teori tentang kepribadian manusia. Dewasa ini telah
banyak hasil yang dicapai oleh para ahli psikologi dalam usaha untuk menyusun
teori kepribadian . Pembahasan tentang kepribadian ini berkaitan erat dengan
perilaku manusia yang salah satu determinannya adalah motivasi.
Berdasarkan penggolongan determinan perilaku manusia itulah para ahli
psikologi mengemukakan teori-teorinya tentang motivasi. Di antara teori
motivasi yang dikemukakan adalah teori aktualisasi diri yang pertama kali
dikemukakan oleh Carl Rogers dan kemudian dikembangkan oleh Abraham H. Maslow.
Abraham H. Maslow ini dianggap sebagai tokoh madzhab ketiga dari aliran
psikologi yang melakukan penelitan dengan cara meneliti orang-orang yang sehat
sebagai obyeknya.
Manusia bukanlah sesosok binatang ataupun makhluk yang lainnya, manusia
sangatlah berbeda.Perbedaaan nya itu mendasari manusia untuk berpotensi dan
berkembang disetiap kehidupan, Manusia memiliki isi yang sangat berharga yang
membuat menusia itu sangatlah sempurna ciptaan Allah SWT.
Dalam makalah ini mari kita bahas satu persatu apa hakikat seorang
manusia,asal usul manusia, bagaimana cara mengembangkan potensi kita, dan
beberapa fakta unik lainnya yang akan kita bahas di sini
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENDEFINISIAN MANUSIA
Manusia atau
orang dapat diartikan berbeda-beda menurut
biologis,
rohani,
dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (
Bahasa
Latin untuk manusia), sebuah spesies
primata
dari golongan
mamalia yang dilengkapi
otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa
yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam
mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam
antropologi
kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk
serta perkembangan
teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan
lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan
jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah
laki-laki
atau
perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai
putra dan laki-laki dewasa
sebagai
pria.
Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa
sebagai
wanita.
Selain
itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga
tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
II. ASAL USUL MANUSIA
Tidak
syak lagi, para pengulas terdahulu, tidak mampu melihat adanya gagasan, bahwa
bentuk manusia bisa jadi telah mengalami transformasi. Meskipun demikian,
mereka berkehendak untuk mengakui bahwa perubahan-perubahan mungkin saja
benar-benar telah terjadi dan mereka
mengakui kemajuan tahapan-tahapan disepanjang perkembangan embrionik, suatu
gejala yang biasa teramati pada seluruh kurun waktu dalam sejarah. Meskipun
demikian hanya pada masa kita inilah, sains modern mengizinkan kita untuk
sepenuhnya memahami arti ayat-ayat al-qur’an yang menunjuk kepada
tahapan-tahapan berurutan dari perkembangan embrionik di dalam rahim.
Pada
saat ini memang kita bisa bertaya-tanya apakah perujukan-perujukan yang
ditujukan kepada tahap-tahap berurutan dari perkembangan manusia, paling ridak
pada beberapa ayat, tidak melampaui sekadar pertumbuhan embrionik sedemikian,
sehingga mencakup transformasi-transformasi morfologi manusia yang terjadi
selama berabad-abad. Kemajuan perubahan-perubahan itu telah secara resmi
dibuktikan oleh palenteologi dan buktinya sangat banyak sehingga tidak perlu
lagi untuk mempertanyakannya.
Para penafsir al-qur’an terdahulu barang kali tak punya firasat
bakal adanya penemuan-penemuan pada berabad-abad kemudian. Mereka hanya bisa
memandang ayat-ayat khusus ini dalam konteks perkembangan embrio, tak ada
alternatif lain pada masa itu.
Kemudian
tibalah bom darwin
yang melalui pemuntiran terang-terangan teori darwin oleh para pengikut awalnya
mengekstrapolasikan pengertian tentang suatu evolusi yang bisa diterapkan atas
manusia, meskipun tingkat evolusinya belum lagi dibuktikan di dalam dunnia
hewan. Dalam hal darwin
teori tersebut di dorong sampai ke tingkat ekstrim sedemikian sehingga para
penelliti mengklaim sebagai telah memiliki bukti bahwa manusia berasal dari
kera suatu gagasan yang bahkan pada masa sekarang, tak seorang ahli
paleontologi terhormat sekalipun membktikannya. Meski demikian rerdapat satu
jurang yang sangat senjang di antara konsep tentang manusia yang berasal dari
kera.
III. Hakikat dan Teori Tentang Manusia
Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
diciptakan dalam bentuk paling sempurna. Manusia adalah makhluk spiritual yang
akan menjalani fase-fase peristiwa kehidupan baik sebelum lahir, sekarang
maupun setelah mati.
Kalimat diatas mungkin terlalu filosofis, namun
sebenarnya merupakan istilah sederhana yang bisa dipahami. Spiritual merupakan
aspek non fisik yang mampu memberikan kekuatan manusia untuk lebih dari sekedar
hidup. Bukti akan hakekat manusia sebagai makhluk spiritual mungkin dapat
ditunjukkan dengan beberapa contoh berikut.
Ketika menjalani hidup sehari-hari, manusia tidak
selamanya dalam kondisi bahagia. Namun kadang mengalami musibah, nikmat, susah,
senang, sedih bahkan terkadang merasakan kesuksesan diluar rencana.Semuanya itu
datang silih berganti seperti sudah ada keteraturan. Inilah salah satu nuansa
spiritual yang ada pada manusia.
Dalam hal rasa, manusia mempunyai interpretasi
berbeda-beda tentang apa yang dirasakan hati. Perasan senang, susah, enak
ataupun nggak enak merupakan fenomena hati yang sudah biasa terjadi. Tukang
becak yang tiduran di halte kadang lebih pulas daripada pengusaha yang tidur di
hotel berbintang. Orang miskin yang pandai bersyukur akan lebih kaya dari
konglomerat yang gila dunia. Semuanya tergantung dari bagaimana seseorang
menyikapi apa yang dialaminya.
Perasaan manusia tidak mutlak adanya. Jika ia merasakan
sesuatu pasti ia merasakan hal lain yang paradoks dengan apa yang ia rasakan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa senang yang sebenar-benarnya senang itu tidak
ada. Yang ada adalah senang yang diliputi susah ataupun susah yang diliputi
senang. Sebagai contoh kalau kita berjuang memajukan merpati putih, yang kita
rasakan adalah susah karena capek memikirkan, bertindak, beinovasi. Namun
dibalik kesusahan itu ada perasaan bangga dan gembira melihat apa yang telah
kita perjuangkan.
Pada dasarnnya ada tiga aspek pokok dalam diri manusia
yaitu fisik, mental dan spiritual. Aspek fisik merupakan segala hal yang dapat
dirasakan oleh panca indra manusia. Aspek mental yang membedakan manusia dengan
dengan makhluk lain. Dengan adanya mental manusia dapat berfikir,
mempertimbangkan dan mengambil keputusan untuk suatu permasalahan. Sedangkan
spiritual dapat diibaratkan sebagai navigator kehidupan. Dia yang akan
memberikan warna dan arah dari kehidupan yang dijalani manusia.
TEORI
TENTANG MANUSIA
Manusia adalah makhluk social, artinya manusia hanya akan
menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa
hidup sendirian, sebab jika hanya sendirian ia tidak “menjadi” manusia. Dalam
pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yangbermacam-macam. Di satu sisi ia
menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia
adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia
adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi
guru dan murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil,mantu dan
mertua dan seterusnya. . Dalam hubungan antar manusia (interpersonal), ada
pemimpin yang sangat dipatuhi dan dihormati
Rakyatnya, ada juga yang hanya ditakuti bukan dihormati,
begitupunguru atau orang tua, ada yang dipatuhi dan dihormati , ada juga orang
tua dan guru yang tidak dipatuhi dan tidak pula dihormati. Mengapa terjadi
demikian ?
Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model
dan kualitas hubungan antar manusia itu.
1. Teori Transaksional (model Pertukaran
Sosial)
Menurut teori ini, hubungan antar manusia
(interpersonal) itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah
masing-masing merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah
merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan maka hubungan itu pastimulus, tetapi
jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah
menjadi permusuhan.
Demikian juga rakyat dan pemimpin, suami- isteri, mantu
– mertua direktur-anak buah, guru-murid, mereka berfikir; kontribusi mereka
sebanding dengan keuntungan yang diperoleh atau malah rugi. Demikian juga
hubungan antara daerah dengan pusat, antara satu entitas dengan entitas lain.
2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu
sudah ada skenari yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana
peran setiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis”
seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang
guru harus bagaimana, murid harusbagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran
apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan
seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario,maka hidupnya
akan harmoni tetapi jika menyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton
dan ditegur sutradara. Dalam era reformasi sekarang ini nampak sekali pemimpin
yang menyalahi scenario sehingga sering didemo public
3. Teori Permainan
Menurut teori ini, klassifikasi manusia itu hanya
terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Anak-anak itu manja,
tidak ngerti tanggungjawab, dan jika permintaanya tidak segera dipenuhi ia akan
nangis terguling-guling atau ngambek. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan
sadar akan tanggungjawab, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orang tua, ia
selalu memaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi mereka. Tidak ada orang
yang merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta
eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih
kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian
orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang semestinya
ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga hubungan
antara pusat dan daerah, antaraatasan dan bawahan. Aparat Pemerintah mestilah
bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.
Memang menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa
adalah pilihan. Dewasa ini kita banyak menjumpai orang-orang yang telah
berhasil menduduki “kursi kedewasaan” tetapi perilaku mereka masih belum
beranjak dari kanak-kanak. DPR yang mestinya sudah dewasa, eh… perilakunya
terkadang justru seperti Taman Kanak-kanak ,
kata Presiden Gus Dur waktu itu..
IV. Filosofi Manusia dan Bahagia
Di
dalam hidup ini, sebenarnya kita merupakan wujud dari 3 orang yang harus
berusaha menyatukannya menjadi 1 orang.
1.
Kita (1 orang) dalam pandangan kita sendiri.
2.
Kita (1 orang) dalam pandangan manusia.
3.
Kita (1 orang) dalam pandangan Sang Pencipta.
Sebenarnya
ini hanya pendekatan filosofi saja, untuk memperjelas bahwa manusia dalam hidup
memiliki hubungan Vertikal dan Horizontal. Hubungan Vertikal dengan Sang
Pencipta, hubungan Horizontal dengan orang-orang di sekitar dan dengan diri
kita sendiri.
Artinya seseorang yang ingin bahagia, harus memenuhi 3 target:
Target positif dari kita sendiri, target positif dari orang-orang sekitar kita,
dan target positif dari Sang Pencipta.
1. Target Positif dari kita sendiri
Saya pernah menjumpai orang yang mendapat apresiasi begitu besar
dari orang-orang di sekitarnya, tetapi sang pemilik tubuh sendiri merasa bahwa
banyak hal yang belum dia miliki, di saat yang bersamaan orang-orang menyanjung
dia sebagai sosok super (hebat). Tapi dia masih memandang dirinya dengan
pandangan yang negatif dan itu mempengaruhi jiwanya secara kuat, sehingga yang
dia rasakan kemudian bahwa kebahagiaan dan kenyamanan yang dia dambakan tidak
seperti yang dia harapkan.
2. Target Positif dari orang-orang di sekitar kita
Poin ke dua mempunyai sisi yang berbeda dari poin pertama,
dimana kita menyanjung diri kita dengan berlebihan, di saat yang bersamaan
orang-orang memandang kita sebagai sumber masalah, atau pun kita dan orang-rang
yang ada di sekitar kita memandang diri kita pada posisi yang tidak nyaman.
Poin ini juga punya potensi besar untuk membuat seseorang tidak bahagia.
3. Target positif dari Sang Pencipta
Poin terakhir tentunya bisa dipahami secara lebih mudah, ketika
seseorang jauh dari jalan yang telah ditentukan Allah, jelas kebahagiaan tidak
akan pernah datang, kalau pun kebahagiaan itu kita rasakan, tentunya hanya
bersifat sementara saja.
Itulah yang saya maksud, agar ke tiga poin ini memiliki
nilai yang sama atau nilai positif yang harus kita wujudkan. Positif dalam
pandangan kita sendiri, manusia dan Allah. Jika satu saja dari poin yang telah
saya sebutkan di atas berkurang, biasanya kebahagiaan akan sulit diraih.
Jadi 3 hal yang bertumpu pada satu tubuh tersebut semuanya harus
memiliki nilai positif, ketika satu poin saja dari ke tigal hal di atas
menunjukkan nilai negative. Maka keutuhan seseorang akan hilang, dan saat
itulah manusia akan sangat sulit menuju yang namanya bahagia.
Logikanya begini, Kalau ketiga poin di atas kita terjemahkan
seperti rumah, maka kita sedang berbicara tentang Fondasi, Tiang dan Atap. Rumah
yang nyaman tentunya punya ketiga unsur tersebut, jika salah satu dari unsur
tersebut hilang, rumah yang dimaksud tentunya juga tidak bisa lagi
dikategorikan sebagai rumah yang nyaman.
Bagaimana mungkin sebuah rumah tanpa tiang atau tanpa
fondasi atau tanpa atap. Anda pasti bisa membayangkan bagaimana tidak enaknya
rumah yang dihuni dalam keadaan seperti itu.
Jadi untuk sebuah kata bahagia, manusia harus menentukan value
(nilai) positif untuk dirinya sendiri, mempengaruhi orang lain melalui tindakan
yang baik dan bijak untuk memandang diri kita sebagai pribadi yang positif, dan
menjalankan amanah Sang Pencipta melalui tuntutan syara’ agar terbentuknya
kepribadian yang positif.
Intinya, jika seseorang juga belum siap ke arah sana, baik Anda ataupun
Saya tidak usah bermimpi untuk “BAHAGIA” … Yakinlah!
V. Belajar Menerima Kekurangan Diri
Tidak
ada manusia yang
sempurna, hanya ada manusia yang merasa sempurna
dan ingin terlihat sempurna. Ungkapan ini begitu bermakna untuk menyadarkan
kita tentang kekurangan diri. Kelebihan dan kekurangan merupakan dua sisi dalam
fitrah kemanusiaan yang saling melengkapi. Namun, seringkali kita tidak dapat
menerima kekurangan diri sendiri dan tidak mau
memahami kekurangan orang lain. Kekurangan lebih
sering diapresiasi dengan perasaan dan pikiran negatif, sehingga banyak orang
yang membenci kekurangan diri dan menganggap kesempurnaan sebagai faktor mutlak
untuk mencapai
kebahagiaan.
Menerima
kekurangan, memang tidak mudah. Bagi
saya bahkan lebih mudah menuliskannya daripada
menerapkannya. Akan tetapi, proses
belajar itu tidak boleh berhenti karena tanpa
belajar, kita tidak akan tahu dan tidak akan mampu melakukan, serta mencapai
sesuatu. Belajar merupakan proses berupaya untuk dapat memahami dan menerima,
termasuk belajar menerima kekurangan diri. Lalu bagaimana caranya? Saya pun
masih belajar dan mencoba berbagi lewat tulisan ini.
Kelebihan
merupakan anugerah yang akan mengisi dan melengkapi kekurangan. Bermuhasabah
akan senantiasa menumbuhkan kesadaran diri bahwa sejak awal terlahir pun kita
tidak memiliki apa-apa.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An-Nahl:78). Ayat ini
mengingatkan kita bahwa kekurangan dan kelebihan patut kita syukuri. Bersyukur
atas keadaan yang kita terima merupakan langkah utama untuk belajar menerima
diri secara utuh.Tanpa mensyukuri dan menyadari kekurangan diri, kita tidak
akan benar-benar mengerti kelebihan diri. Allah SWT menciptakan kekurangan agar
kita selalu introspeksi, tidak takabur dan menyombongkan diri karena hanya
Yang Maha Sempurna yang berhak memiliki
segalanya.
Dalam
syukur itu ada kesabaran. Untuk bisa menerima kekurangan, perlu kesabaran dan
pengertian. Kesabaran berarti ketulusan dalam
berupaya dan berserah diri. Kita dan orang-orang yang kita sayangi tidak selalu
bisa sejalan dengan keinginan dan tidak selalu bisa menyenangkan
hati satu sama lain. Kekurangan diri tidak
mungkin selalu bisa ditutupi dengan terus menonjolkan kelebihan diri. Kita
terbatas dalam kemampuan dan tiada batas dalam keinginan, sehingga diperlukan
pengertian dan kesabaran untuk memahami semua itu. Kita berhak untuk berubah,
serta memperbaiki kekurangan diri sendiri dan orang lain, tetapi kita juga
harus ingat untuk
memaksimalkan kelebihan yang kita punya. Jangan
sampai waktu dan
energi terfokus untuk menambal dan menutupi
kekurangan, sehingga kita lupa bahwa kita punya keistimewaan yang berguna.
Pengertian berarti kita menerima apa adanya, kelebihan dan kekurangan diri kita
dan orang lain tanpa memaksakan kehendak untuk mengubahnya, apalagi demi orang
yang tidak mau belajar menerima kekurangan diri kita.
Pengertian
akan tumbuh sejalan dengan rasa menghargai. Menghargai diri sendiri dan orang
lain merupakan pengakuan bahwa ada sisi kelebihan yang bisa kita
manfaatkan untuk membuat diri kita berguna,
serta masih banyak orang lain yang melebihi kita dalam segala hal. Penghargaan
yang tulus merupakan wujud penerimaan dan syukur atas apapun keadaan diri,
sehingga kita dapat bersikap bijaksana, tidak merasa
inferior dengan
kekurangan diri, tidak
underestimate terhadap kekurangan orang lain
dan tidak dengki atas kelebihan orang lain.
Pengertian
dan penghargaan kita atas diri sendiri dan orang lain bisa membuat kita
menyadari hakikat kemanusiaan kita yakni selalu membutuhkan orang lain. Sebagai
makhluk
sosial, kita tidak bisa menghindar dari
kebutuhan berinteraksi dan berelasi dengan orang lain di sekeliling kita. Hidup
itu untuk saling mengisi dan melengkapi karena kita tidak akan mampu hidup
sendiri. Kekurangan yang kita miliki bisa dilengkapi dengan kelebihan orang
lain, dan kelebihan yang kita punya dapat mengisi kekurangan orang lain. Dalam
hubungan dengan pasangan, sahabat, kerabat atau rekan kerja, kesadaran akan
saling membutuhkan ini merupakan
energi untuk memahami dan menghargai kekurangan
dan kelebihan masing-masing.
Jika
kita renungi dan kita hayati, kekurangan diri merupakan alarm hati
yang akan mengingatkan kita akan kematian. Dengan mengingat kematian, kita
dapat membangkitkan kesadaran bahwa semua makhluk akan binasa, sehingga tidak
hanya kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi kehancuran yang pasti
suatu saat nanti.
Bagi
saya,
semuanya butuh proses dan keteguhan hati untuk terus berupaya. Hanya orang yang
mau menyadari dan mau berproses yang akan mendapatkan pembelajaran tentang
banyak hal, bahkan keberhasilan dan
kemanfaatan. Belajar menerima kekurangan diri
dapat kita jadikan bagian dari manajemen hidup kita, sekaligus proses belajar
memanusiakan diri kita
VI. Kelebihan Manusia
Manusia diciptakan dengan
dianugerahi kelebihan dibanding makhluk lainnya. Yaitu, cipta, rasa dan
karsa. Dari ketiga kelebihan tadi masing-masing bisa
dikembangkan ke dalam potensi-potensi. Potensi yang bersumber dari cipta, yaitu
potensi intelektual atau intelectual quotient (IQ). Potensi dari rasa,
yakni potensi emosional atau emosional quotinet (EQ) dan potensi
spiritual (SQ). Sedangkan potensi yang bersumber dari karsa, adalah
potensi ketahanmalangan atau adversity quotient (AQ) dan potensi vokasional
quotient (VQ).
Dengan IQ,
manusia mampu menyatakan benar dan salah berdasarkan inteletual. Kita mampu
menghitung, membuat konstruksi bangunan, menyusun program, dan sebagainya.
Dengan EQ, manusia mampu mengendalikan amarah, memiliki rasa
iba, kasih sayang, tanggung jawab, kerja sama, dan kesenian (estetika). Dengan
adanya ini muncul sikap sabar, lemah lembut, ataupun sebaliknya. Dengan SQ,
manusia membedakan mana yang baik dan yang buruk. Potensi ini sangat terkait
dengan etika atau nilai-nilai moral, baik dan buruk, serta nilai-nilai
keagamaan.
Dengan AQ, manusia mampu
menghadapi berbagai hambatan dan tantangan hidup. Dengan adanya ini muncul
sikap tabah, tangguh, memiliki daya juang, dan kreatifitas. Dengan VQ, manusia
mampu dan cenderung pada bidang-bidang keterampilan atau kejuruan. Misalnya,
bidang olahraga, kesenian, dan teknik. Pada hakikatnya, kedua potensi (AQ dan
VQ) merupakan manifestasi dari berbagai potensi diri yang direalisasikan dalam
tindakan.
Berikut ini cara untuk mengenali
potensi diri, diantaranya adalah :
1. Refleksi diri,
yaitu perenungan secara mendalam dan jujur tentang keadaan dirinya. Apa saja
kekuatan-kekuatannya dan bagaimana kekurangannya. Refleksi diri erat kaitannya
dengan instropeksi diri (mawas diri).
2. Tes psikologi
atau psikotes, yaitu seperangkat soal yang harus dijawab secara jujur
untuk memperoleh gambaran tentang diri seseorang. Misalnya, tes intelegensi
(IQ), tes bakat, tes minat, dan tes lepribadian.
3. Sharing dan
evaluasi dari orang lain. Misalnya, dari pengamatan sesama teman terhadap
dirimu, kemudian teman tersebut memberi input atau masukan informasi kepadamu.
Mengenali potensi diri adalah
penting karena bisa memperoleh manfaat dari pengenalan potensi tersebut.
Berikut manfaat dari mengenali potensi diri.
1. Mengetahui kekuatan-kekuatan serta
kelemahan diri sendiri.
2. Mengembangkan potensi yang
menonjol agar memperoleh hasil yang optimal.
3. Membenahi kelemahan-kelemahan diri
dalam menunjang kehidupan. Kelemahan bukan sebagai hambatan, tetapi diubah
menjadi motivasi dan peluang.
4. Mampu menempatkan diri dalam
berbagai kehidupan karena setiap orang harus tahu diri.
Bagaimana, benar kan !!! bahwa manusia
ternyata mempunyai kelebihan yang tiada terkira. Silahkan masing-masing potensi
anda dikembangkan untuk menjadi orang yang bermanfaat baik bagi diri sendiri
maupun untuk orang lain.
VII.
48 Fakta
Unik Tentang Manusia
Berikut
ini adalah 48
fakta unik tentang
manusia pada umumnya;
- Batuk melepaskan bahan peledak udara yang bergerak
pada kecepatan sampai dengan 60 mil/jam.
- Sebuah janin memperoleh sidik jari pada usia tiga
bulan.
- Kuku manusia membutuhkan waktu sekitar 6 bulan
untuk tumbuh dari dasar ke ujung.
- Seorang manusia kehilangan rata-rata 40-100 helai
rambut sehari.
- Seseorang akan lebih cepat mati total karena kurang
tidur dari pada kelaparan. Kematian akan terjadi sekitar 10 hari,
tanpa tidur, sementara kelaparan mengambil beberapa minggu.
- ketika bersin kecepatan udara dari mulut/hidung
dapat melampaui kecepatan 100 mil/jam.
- Menurut peneliti Jerman, risiko serangan jantung
lebih tinggi pada hari Senin dibandingkan hari-hari lain dalam seminggu.
- Menurut Kinsey Institute, penis terbesar mengenai
tindakan catatan 13 inci. Terkecil tops off di 1 3/4 inci.
- Setelah menghabiskan berjam-jam bekerja di sebuah
komputer, melihat selembar kertas putih kosong, mungkin akan kelihatan
merah muda.
- manusia minuman air rata-rata sekitar 16, 000 galon
air dalam seumur hidup.
- Sebuah kepala manusia rata-rata memiliki 100.000
rambut.
- Rata-rata orang diseluruh dunia menggunakan kamar
mandi 6 kali per hari.
- Bayi lahir dengan 300 tulang, tapi ketika dewasa
kita hanya memiliki 206 di tubuh kita.
- Orang yang rambut blondes memiliki rambut lebih
banyak dari orang berambut hitam.
- cacing tambang mengisap darah 700 juta orang di seluruh
dunia.
- Pada usia enam puluh tahun, kebanyakan orang telah
kehilangan setengah dari lidah mereka.
- Setiap inci persegi kulit manusia terdiri dari dua
puluh kaki pembuluh darah.
- Setiap orang memiliki bentuk lidah yang unik.
- Setiap inci persegi tubuh manusia rata-rata 32 juta
bakteri di atasnya.
- Setiap kali Anda menjilat perangko, Anda
mengkonsumsi selama 1/10 kalori.
- Kuku tangan tumbuh lebih cepat dari kuku jari kaki.
- Manusia memiliki kromosom 46, kacang polong
memiliki 14 dan lobster telah 200.
- Jika dikeluarkan dari tubuh, usus kecil akan
membentang dengan panjang 22
meter.
- Jika Anda terkunci di ruangan tertutup sepenuhnya,
Anda akan mati karena keracunan karbon dioksida sebelum Anda akan mati
kekurangan oksigen.
- Pada akhir abad 19, jutaan manusia mumi digunakan
sebagai bahan bakar untuk lokomotif di Mesir di mana kayu dan batubara
langka, tapi mumi yang banyak.
- Dibutuhkan hanya 17 otot untuk tersenyum dan 43
mengerutkan kening.
- Butuh 1.200.000 nyamuk, untuk mengisap dank
benar-benar mengeringkan darah manusia rata-rata.
- Tertawa menurunkan kadar hormon stres dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Anak enam usia tahun rata-rata
tertawa 300 kali sehari. Orang dewasa hanya tertawa 15-100 kali
sehari.
- Pada rata-rata perempuan mengucapkan 7.000 kata per
hari. Pria mencerna kata sedikitnya di atas 2000.
- Satu dari setiap 2000 bayi lahir telah mempunyai
gigi.
- Abu orang dikremasi berat rata-rata sembilan pon.
- Si gadis remaja rata-rata memiliki 34.000 folikel
telur belum berkembang, walaupun hanya 350 atau lebih teluh matang selama
hidupnya.
- Durasi rata-rata hubungan seksual bagi manusia
adalah 2 menit.
- Manusia rata-rata menghasilkan 25.000 liter air
liur dalam seumur hidup, cukup untuk mengisi dua kolam renang.
- organ tubuh terbesar adalah usus kecil yang
panjangnya rata-rata 20 kaki
- Tubuh setiap manusia memiliki cukup lemak untuk
memproduksi 7 batang sabun.
- Tubuh manusia lebih dari 600 otot, atau 40% dari
berat tubuh.
- Otak manusia adalah sekitar 85% terdiri dari air.
Cukup unik
- Sel terbesar dalam tubuh manusia adalah sel telur
perempuan, atau sel telur. Ini adalah sekitar 1/180 inci
diameter. Sel terkecil di tubuh manusia adalah sperma
laki-laki. Dibutuhkan sekitar 175.000 sel-sel sperma untuk seimbang
sebanyak sel telur tunggal.
- Organ manusia terbesar adalah kulit, dengan luas
permukaan sekitar 25
meter persegi.
- Paru-paru kiri lebih kecil dari paru kanan agar
memberi tempat untuk hati.
- Jenis darah yang paling umum di dunia adalah O.
Tipe paling langka Jenis AH, baru ditemukan pada kurang dari selusin orang
sejak jenis ini ditemukan.
- Otak Neanderthal itu adalah lebih besar dari badan
Anda.
- Suara mendengkur hingga 69 desibel dapat hampir
sama keras seperti suara bor pneumatik.
- Ada
45 mil panjang saraf pada kulit manusia.
- Terdapat 60.000 mil pembuluh darah dalam tubuh manusia.
- Tiga-ratus-juta sel mati dalam tubuh manusia setiap
menit. Ini juga adalah fakta unik.
- Perempuan membakar lemak lebih lambat dibandingkan
pria, dengan laju sekitar 50 kalori per hari.
VIII. Mengembangkan Potensi-Potensi Manusia yang
Diberikan Allah SWT
Kata fitrah sebenarnya ada beberapa
pengertian, tidak selamanya diartikan seperti kertas putih yang tidak ada noda.
Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Hasan Langgulung (Allahyarham),
bahwa Allah menyertakan kepada anak yang baru lahir itu “fithrah“,
yang diartikannya sebagai potensi. Jadi menurutnya, bahwa anak manusia tidak
lahir dalam keadaan kosong, melainkan membawa potensi-potensi. Potensi-potensi
tersebut adalah 99% kemungkinan Asmaul Husna. Misalnya, Ar-Rahman
(Maha Pengasih). Kalau yang dikembangkan bersama-sama dengan keluarga dan
masyarakatnya adalah Ar-Rahman, maka Ar-Rahman itulah yang kemudian tampil
dalam kehidupannya. Tetapi jika yang dikembangkan adalah Al-Qahhar
(Maha Perkasa), maka kemungkinan anak tersebut akan menjadi orang yang keras.
Sejak kita berada di dalam rahim, Allah
telah menanamkan ketauhidan kepada kita. Allah juga merekam semua apa yang kita
kerjakan di dalam hidup ini. Suatu saat nanti, semua yang telah kita lakukan
itu akan diperlihatkan kepada kita.
Di dalam Surah Al-Israa disebutkan:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),”
(Q.S. Al-A’raaf: 172)
Ketika berada di dalam rahim itu 120 hari,
maka ditiupkan ruh. Terjadi konsepsi kehidupan manusia. Pada saat itu ruh itu
ditanya: Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Kita memang tidak sadar ketika itu, dan
memang dibuat kita tidak merasa, karena kalau kita sadar, maka yang kasihan
adalah si ibu. Allah menjadikan kita tidak sadar di dalam rahim agar tidak
menyengsarakan si ibu. Tetapi terjadi dialog itu.
Kemudian kita dibekali berbagai potensi.
Ketika kita lahir, yang pertama diberikan oleh Allah adalah “al-gharizah”
(insting). Insting tersebut yaitu berupa tangisan. Tangisan merupakan hidayah
Allah yang pertama kali diberikan kepada kita. Ketika ada seorang anak manusia
yang terlahir tidak ada suaranya, maka itu merupakan tidak adanya tanda-tanda
kehidupan. Tangisan pada bayi menunjukkan adanya kehidupan.
Tetapi, insting ini sangat terbatas.
Insting adalah sesuatu yang bisa dikerjakan tanpa dipelajari.
Dalam tafsirnya, Prof. Dr. Ahmad Mustafa
Al-Maraghi menyatakan, bahwa Allah memberikan kepada manusia lima hidayah sebagai modal hidup, yaitu:
Pertama, gharizah
(insting).
Dibandingkan dengan manusia, ternyata ada
hewan yang instingnya lebih hebat daripada manusia. Misalkan, bebek ketika
lahir langsung bisa berenang. Jadi, kalau kita mengandalkan insting, maka kita
kalah dengan hewan. Jadi, kita tidak bisa hanya mengandalkan insting.
Kedua, indera.
Di dalam psikologi, ternyata indera itu
tidak hanya sebanyak lima,
melainkan banyak. Antara lain ada indera keseimbangan yang berada di lorong
telinga, dan juga indera kinestetik yang berada di persendian. Karena itulah,
kita bisa duduk dan bisa berdiri karena indera kinestetik kita bekerja. Kalau
indera kinestetik ini tidak bekerja, maka kita tidak bisa berdiri, tidak bisa
berjalan, dan sebagainya. Karena itulah, orang yang sedang pingsan, maka ia
akan terjatuh, karena indera kinestetisnya tidak bekerja. Dan masih banyak
lagi.
Indera diperlukan. Tapi kalau hanya indera
saja yang diandalkan, maka kita kalah dengan binatang. Indera penglihatan tikus
dan elang lebih hebat dari kita. Indera penciuman anjing juga lebih hebat dari
manusia. Jadi, kita tidak bisa mengandalkan indera saja.
Ketiga, akal.
Akalpun ternyata tidak bisa diandalkan.
Manusia diberikan akal oleh Allah, dan dikatakan juga bahwa hewan tidak
diberikan akal oleh Allah. Tetapi di dalam ilmu psikologi disebutkan, bahwa
inteligensi hewan itu ada, namun sangat kecil dan sangat rendah dibandingkan
dengan manusia. Yang paling tinggi dan mendekati manusia tingkat inteligensinya
adalah simpanse. Di Ragunan, satu-satunya hewan yang mempunyai meja makan, ada
piringnya, dan juga ada kursinya adalah simpanse. Di Jerman ada seorang dokter
yang mempekerjakan simpanse untuk memberi kartu kepada pasien-pasiennya yang
datang. Di Perancis ada simpanse yang dipekerjakan untuk memunguti telur-telur
ayam pada suatu peternakan. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh simpanse itu
tidaklah seperti apa yang bisa dilakukan oleh manusia. Tapi dalam hal ini,
simpanse lebih tinggi inteligensinya dibandingkan dengan hewan yang lain.
Kalau kita mengandalkan akal pikiran,
ternyata tidak semuanya bisa dijawab. Misalkan ditanyakan, angka berapa yang
paling kecil? Ada
yang mengatakan 1, ada juga yang mengatakan bahwa 0 lebih kecil dari 1. Kalau
ditanyakan, lebih kecil mana dibandingkan dengan -1, maka akan ada yang
mengatakan bahwa -1 lebih kecil dari 0. Jadi, minus berapakah yang paling
kecil? Tenyata tidak terbatas. Akal kita tidak mampu menjawab ini. Artinya,
bahwa tidak segala-galanya akal manusia itu mampu menyelesaikan masalah. Karena
itulah, Allah memberikan kita hidayah yang keempat, yaitu hati (qalb).
Keempat, hati
(qalb).
Hati (qalb) yaitu sebuah
institusi yang ada dalam diri manusia, namun kita tidak tahu tempatnya di mana.
Qalb inilah yang tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, orang beriman
harus dengan hati, karena indera sering membohongi manusia.
Kalau seseorang melakukan suatu keburukan
ataupun kejahatan, mungkin bisa disembunyikan dengan tingkah laku, tapi hati
tak bisa dibohongi. Hati kita pasti berkata, “Aku berbohong.” Hanya qalb
yang merupakan institusi yang tak pernah membohongi manusia. Di dalam hadis
Rasulullah dikatakan:
Indikator suatu dosa itu dapat dilihat
dari dua faktor: pertama, membuat suatu rasa yang lain di dalam hati. Setelah
melakukan suatu dosa, kita pasti ada rasa yang lain, yaitu rasa bersalah di
hati, karena hati tak pernah membohongi manusia. Karena itulah, Allah
senantiasa melihat qalb manusia, bukanlah pada penampilannya.
Rasulullah menyatakan:
Allah tidak melihat mukamu, bukan
melihat bentuk tubuhmu, tetapi yang dilihat adalah hatimu.
Tidak ada yang tahu hati kita, meskipun
sebenarnya pada kehidupan kita biasanya kalau ada pohon yang rindang, maka
akarnya itu kuat. Kalau ada orang yang amal ibadahnya bagus, istiqamah,
konsisten, maka pasti di dalamnya juga bagus. Kalau kita konsisten melakukan
amal ibadah, insya Allah iman yang bersemi di dalam hati kita ini memang kuat.
Di dalam Alquran disebutkan, bahwa qalb itu adalah sesuatu yang
bergerak. Disebut qalb yang itu adalah sesuatu yang bergerak, karena qalb
itu biasanya bolak-balik. Tetapi bagaimana caranya agar qalb itu tidak
bolak balik? Bagaimanakah caranya agar seperti kompas, di mana saja selalu
menunjuk ke utara? Bagaimanakah caranya agar hati itu terus mu-allafun bil
masajid? Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu menghadap ke kiblat?
Bagaimanakah caranya agar hati itu selalu terpaut (terikat) dengan masjid?
Qalb hanya dimiliki oleh manusia.
Di dalam ilmu psikologi, perbedaan antara manusia dengan hewan itu bukan hanya
pada akalnya, tetapi juga pada beberapa hal. Pertama, bahwa manusia mempunyai
kepekaan sosial, sedangkan hewan tidak mempunyai kepekaan sosial. Munculnya
kepekaan sosial itu karena ada hati (perasaan) kita. Kalau ada orang yang tidak
mempunyai kepekaan sosial terhadap sesama manusia, berarti orang tersebut tidak
mempunyai hati.
Kedua, manusia mempunyai usaha dan
perjuangan, yang ini juga merupakan hal yang membdakan manusia dengan hewan.
Dari dulu, sarang yang dibuat oleh hewan itu selalu sama seperti itu saja
bentuknya. Sedangkan manusia selalu terjadi perkembangan. Dahulunya manusia
mungkin bertempat tinggal di gua, kemudian berkembang dengan membuat rumah di
pohon, kemudian berkembang lagi dengan membuat rumah ataupun tempat tinggal
yang nyaman lagi hingga seperti sekarang. Bahkan suatu saat nanti mungkin saja
manusia akan tinggal di bulan ataupun ruang angkasa.
Kelima, agama
(ad-din).
Kalau hanya hati saja, maka keatika dia
merasa kasihan terhadap orang lain, bisa jadi semua hartanya diberikan kepada
orang tersebut. Tetapi agama mengatakan, bahwa memberi sumbangan itu ada
batas-batasnya, tidak boleh terlalu boros, juga tidak boleh terlalu kikir,
melainkan berada di tengah-tengahnya. Agama lah yang mengatur demikian. Maka
manusia diberi hidayah yang ke lima,
yaitu hidayatul adyan (hidayah agama). Agama lah yang menjadi wasit
(hakim).
Dalam hal ini, Alquran merupakan pedoman
bagi umat manusia. Kalau Alquran tidak difungsikan, maka dia tidak berbicara
dan tidak bermakna apa-apa.
Sama halnya dengan alat-alat elektronik
yang terdapat buku panduan (manual) nya, yang jika kita mengikuti aturan di
dalam buku panduannya, maka insya Allah barang-barang elektronik kita akan
awet. Yang paling tahu mengenai alat-alat elektronik tersebut adalah pabriknya.
Begitu juga dengan manusia, lahir mengarungi kehidupan di dunia ini menjaid
khalifah disertakan dengan manual (buku petunjuk). Buku petunjuknya adalah
Alquran. Sepanjang kita mengikuti aturan-aturan di dalamnya, maka kehidupan
kita takkan tersesat. Yang paling mengetahui bahwa kehidupan manusia takkan tersesat
adalah penciptanya, yaitu Allah.
Persoalannya, kita tidak mungkin memahami
semua makna Alquran. Karena itulah, ada usaha yang bisa kita lakukan seperti
dengan mengikuti pengajian. Kalau kita mau belajar sendiri, kadang-kadang kita
tidak bisa sepenuhnya untuk memahami isi Alquran.
Alquran menjadi wasit (hakim), pedoman
hidup, sehingga bisa membahagiakan kehidupan dunia dan akhirat.
Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan
suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
Setelah Allah memberikan modal bagi
manusia, maka selanjutnya adalah peranan orang tua dan lingkungan membentuk
manusia tersebut. Karena kehidupan kita bukan hanya potensi yang dibawa ketika
lahir, melainkan persentuhan antara lingkungan juga akan mewarnai dalam
kehidupan. Allah tidak memberikan kepada kita ketika lahir langsung diwajibkan
salat. Diberikan waktu untuk belajar, yaitu sampai masa baligh.
Oleh karena itu, mulai saat lahir (bahkan
sebelumnya), kita sudah harus memberikan rangsangan-rangsangan keagamaan kepada
anak kita. Allah sudah menyediakan potensi-potensi, maka fungsi selanjutnya
adalah tugas kita membentuk potensi-potensi tersebut.
Kini ada ilmu yang dinamakan Ilmu
Haptonomi (sedang dikembangkan di Eropa). Menurut ilmu ini, bahwa anak yang
masih berada di dalam kandungan mesti sudah diberikan rangsangan-rangsangan
pendidikan (termasuk juga rangsangan keagamaan).
Seorang ahli Haptonomi mengatakan, bahwa
ketika janin sudah berusia 7 bulan, maka sudah boleh diajak main “petak-umpet”.
Maksudnya yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan kasih sayang, juga
berbicara dengan si janin yang masih berada di kandungan itu.
Menurut para ahli psikologi, meskipun
janin tersebut belum bisa berkomunikasi, belum ada reaksi, tetapi sebetulnya
hal yang dilakukan itu bisa berpengaruh terhadap anak tersebut. Sama halnya
ketika memandikan bayi, maka bayi tersebut tak ada salahnya untuk diajak
berbicara (berkomunikasi). Jadi salah kalau ada yang mengatakan, bahwa bayi
baru boleh diberikan rangsangan ketika sudah bisa berbicara, karena hal
tersebut sudah terlambat sekali.
Ada
buku yang ditulis oleh seorang pakar di Jepang menyatakan, bahwa memberikan
pendidikan pada anak pada usia TK sudah sangat terlambat.
Islam dalam hal ini menuntun kita, bahwa
begitu lahir, maka diazankan di telinga kanannya, diiqamahkan di telinga
kirinya. Ada
ulama yang menyatakan bahwa hadis ini tidak begitu kuat. Tapi tak apa-apa. Hal
ini sesuai dengan penelitian psikologi, bahwa memperdengarkan kepada anak
sesuatu yang berharga, maka itu akan diserap, walaupun belum ada reaksi secara
langsung yang kita lihat.
Diazankan dan diiqamahkan adalah kalimah
tauhid yang pertama kali kita perdengarkan, dan itu bisa berpengaruh.
Sampai-sampai orang-orang barat itu waktu masih di dalam rahim dianjurkan untuk
memperdengarkan alunan musik klasik, katanya bisa mempengaruhi otak. Bagi orang
Islam, mungkin yang lebih baik adalah lantunan ayat-ayat suci Alquran.
Kemudian anak tersebut diaqiqahkan. Ini
sebenarnya hanya sunnah muakkad. Diaqiqahkan untuk menginformasikan,
bahwa telah lahir seorang anggota masyarakat muslim yang baru.
Setelah itu, anak tersebut juga diajarkan
Alquran, akhlak, dan juga berbagi dengan orang lain. Berbagi itu merupakan
sesuatu yang penting dalam kehidupan. Karena itulah, seorang anak kecil sudah
harus dibiasakan berbagi dengan orang lain.
Tidurnya dipisah dengan ayah dan ibunya
setelah maksimum berumur 10 tahun. Kalau ajaran Islam menyatakan, maksimum usia
anak 10 tahun.
Banyak sekali yang terjadi kini, namun
jarang sekali terungkap, yaitu inses (hubungan seks sedarah). Ini mungkin
karena tidak dibiasakan tidurnya dipisah dengan orang tuanya.
Di dalam Surah An-Nuur disebutkan, bahwa
ada tiga aurat yang seorang anak tidak boleh masuk sembarangan ke dalam kamar
orang tuanya: pertama, sesudah dzuhur (mungkin karena akan istirahat siang).
Kedua, salat ashar. Ketiga, pada waktu subuh.
Hal ini bahkan bagi
anak yang belum baligh, apalagi yang sudah baligh.
Dalam mempersiapkan masa aqil baligh,
orang tua harus memberikan penjelasan-penjelasan tentang menjelang masa
kedewasaan. Kalau anak laki-laki, maka ayahnya yang memberikan penjelasan.
Kalau akan perempuan, ibunya yang menjelaskan. Dan yang paling penting dicamkan
ketika mereka sudah aqil baligh itu, bahwa pada masa itu mereka sudah
harus bertanggung jawab secara individual kepada Allah.
Mungkin pada masa kita dahulu orang tua
kita tidak menjelaskan hal-hal seperti ini. Maka sekarang kalau kita mempunyai
anak, maka kita harus menjelaskan kepada anak kita, baik itu cara
pencegahannya, cara mandi besarnya, harus membatasi penglihatannya dengan lawan
jenis, dan sebagainya.
Inilah yang terpenting dalam kehidupan
masa remaja anak-anak kita. Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab akan hal
ini. Orang tua lah yang membentuk anak itu menjadi hitam atau putih.
Di dalam Alquran ada pengecualian untuk
ini, yaitu ada dua contoh yang disebutkan oleh Allah. Dua contoh tersebut
adalah dua anak manusia yang hidup di alam yang berbeda, tetapi hasilnya juga berbeda.
Ada Qanaan yang merupakan anaknya Nabi Nuh, yang satu lagi Ibrahim anaknya
Azar. Qanaan, walaupun anak Nabi, tapi kemudian Qanaan menjadi kafir. Ibrahim,
walaupun ia lahir di tengah-tengah penyembah berhala, ayahnya merupakan pembuat
patung yang disembah-sembah oleh orang ketika itu, tetapi Ibrahim kemudian
menjadi orang yang bertauhid.
Yang harus kita lakukan adalah berusaha
semaksimal mungkin. Ketika nanti ternyata hasilnya berbeda dengan yang kita
usahakan, maka kita sudah bebas tanggung jawab. Tapi kalau kita tidak berusaha,
kemudian hasilnya tidak baik, berarti usaha yang kita lakukan tidak maksimal,
dan itulah yang dinilai oleh Allah.
Paman Rasululah (Abu Thalib) ketika akhir
hayatnya tidak sempat mengucapkan dua kalimah syahadah. Ketika pamannya wafat,
Rasulullah mendoakannya, yang kemudian turun ayat:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang
mau menerima petunjuk. (Q.S.
Al-Qashash: 56)
Jadi, kita jangan gampang menghukumi
orang. Ada
orang yang bapaknya begitu alim dan baik, kemudian anaknya menjadi jahat. Kalau
bapaknya sudah berusaha keras, ternyata anaknya masih juga menjauhi jalan yang
benar, maka tinggal diserahkan kepada Allah. Kewajiban kita hanya berusaha
menyampaikan dengan sejelas-jelasnya
BAB III
PENUTUP
Manusia adalah mahluk Allah yang
paling mulia,di dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat Allah yang memulyakan
manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya.Dan dengan adanya ciri-ciri dan
sifat-sifat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia menjadikannya
makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai khalifah di muka
bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala apa yang telah
Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tugas utama manusia adalah
beribadah kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita lakukan dengan bentuk
beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh
kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari
hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang
ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang
sampai mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika
keimanan dalam hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita
kelak di hari Pembalasan nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia
DAFTAR PUSTAKA –
pendefinisian manusia : http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
filosofi manusia dan bahagia :http://www.papyrusz.co.cc/2009/07/filosofi-manusia-dan-bahagia.html
belajar menerima kekurangnan sendiri :http://niahidayati.net/belajar-menerima-kekurangan-diri.html#more-774
Buku PKN Kelas 3 Yudistira
mengembangkan potensi yang diberikan oleh allah :
http://thenafi.wordpress.com/2009/02/04/mengembangkan-potensi-potensi-manusia-yang-diberikan-oleh-allah/